Nilai Kejujuran Orang Muda

( oleh : Pdt. E. T. Maspaitella, MSi )

Bacaan : Amsal 8:6-9

Jika kejujuran sulit ditemui maka ketidakadilan membanjiri hidup manusia. Jika ketidakadilan terus terjadi, maka orang benar harus melawannya. Sebab itu perlu orang-orang yang gigih dalam semangat, pantang mundur dalam tindakan, dan konsisten dengan ucapan serta tindakan, agar ia tidak gampang menjual keadilan hanya karena uang, jabatan, dan Truth-about-rolling-deadlines copybahkan ‘bujuk rayu iman’ yang menyesatkan jalan-jalan hidupnya.

Ajaran hikmat sesungguhnya ditujukan kepada orang muda, agar mereka terlatih untuk mendengar ajaran kebaikan, terlatih pula untuk membentuk kematangan sikapnya, dan sambil melihat bagaimana orang baik dan orang fasik hidup, mereka terlatih untuk menyadari apa faedah melakukan kebaikan dan ganjaran dari perbuatan kefasikan. Jika oleh karena hal-hal itu orang muda mencondongkan hati dan hidupnya pada kebaikan, ia disebut berbahagia. Sebaliknya jika hatinya dicondongkan kepada kefasikan, maka masa mudanya itu ibarat ‘bunga rumput’ yang akan diterbangkan angin [menuai kesia-siaan].

Dari pengalaman-pengalaman yang dilihat atau diajari kepadanya, orang muda dituntut untuk menjadi orang-orang baik. Amsal 8:6-9 menegaskan bahwa kejujuran atau mengatakan kebenaran merupakan salah satu nilai hidup yang sesuai dengan ajaran hikmat. Pengamsal menggunakan gambaran seseorang membuka mulutnya, dalam arti memperdengarkan suaranya, bukan dengan kata-kata yang omong kosong, alias tukel [tukang kewel]. Namun kata-kata yang keluar dari mulutnya itu berisi kebenaran. Ia tidak memberi kesaksian yang tidak benar, sebab kesaksian yang tidak benar adalah fitnah. Fitnah itu membuat ‘bibir penuh kenajisan’ dan itu tidak dikehendaki Tuhan. Orang muda terbiasa dengan memfitnah tidak akan menjadi teladan di masa mudanya. Sebaliknya mereka akan dijauhi sebab orang tidak suka bergaul dengan para pemfitnah.

Orang muda harus terbiasa menceritakan sesuatu yang masuk akal; tidak spekulatif, tidak manipulatif dan tidak serong ke kiri atau ke kanan. Kata-kata orang muda harus lurus, sebab kata-kata yang lurus menentukan jalan orang muda itu juga lurus. Artinya ia kedapatan konsisten dan tidak mudah dipengaruhi untuk melakukan hal-hal yang tidak benar [bengkok]. Ia tahu mana jalan yang baik untuk ditempuh. Orang muda seperti ini cinta pada masa depannya, dan hormat kepada orang tua serta pada Tuhan. sebaliknya yang suka bicara tidak masuk akal, spekulatif dan manipulatif akan membuat ia bergabung dengan mereka yang suka di tepi jalan sambil melakukan hal-hal yang tidak menguntungkan seharian penuh.

Orang muda harus terbiasa untuk menjadi cerdas dan berpengetahuan. Artinya ia harus rajin belajar dan gigih dalam berusaha. Ia adalah orang yang tidak harap gampang. Sebab belajar itu adalah proses yang kadang naik turun. Tetapi jika ia rajin belajar maka ia akan mengetahui seluk beluk pengetahuan. Maka pengetahuan itu merupakan bekal bagi masa depannya. Orang yang berpengetahuan akan gigih berusaha, karena ia memahami bahwa kesuksesan tidak bisa diraih dengan bermalas-malasan. Karena orang malas adalah orang yang tidak lebih cerdas dari pada beberapa jenis hewan atau serangga kecil [baca. Amsal 30:24-31].

Karena itu, kejujuran merupakan suatu bentuk perilaku yang sudah harus ditanamkan sejak masa muda. Sesuai dengan petunjuk hikmat, maka orang muda harus terus berlatih untuk menjadi jujur. Kejujuran secara otomatis menunjuk jati diri dan integritas kita sebagai orang percaya. Sebab orang yang mempertahankan kejujuran adalah yang tidak takut kepada ancaman apa pun sebab ia yakin ia melakukan kebenaran. Sebaliknya orang yang tidak berani menjadi jujur adalah orang yang memang telah melakukan kesalahan walau mungkin kecil ukuran dan kadarnya.

Orang jujur itu berlaku apa adanya. Sebaliknya orang yang tidak jujur akan berperilaku kepalsuan atau munafik, sebab ia suka membuat alasan untuk menutupi kesalahannya. Orang jujur itu belajar dari pengalaman orang lain yang buruk untuk tetap jujur. Sebaliknya orang yang tidak jujur belajar dari pengalaman orang baik untuk melihat apa yang bisa dilakukan untuk menjatuhkan orang baik itu.

Jika orang muda berlatih untuk terus menjadi orang jujur maka ia akan berhasil membangun masa depan dan mengubah situasi masyarakat atau hidup jemaat. Sebab kejujuran orang muda akan membuat dia menjadi figur teladan di masa depan. Jika sejak muda kita terlatih menjadi jujur, sampai di hari tua, kita akan kedapatan sebagai orang yang bersih hidup dan lurus jalannya.

Mengapa orang muda harus berlatih menjadi jujur, sebab ia bertanggungjawab untuk memelihara keadilan kepada semua orang. Sudah saatnya pemuda gereja, dalam hal ini AMGPM, mengembangkan gaya hidup seperti itu, dalam rangka menjadi garam dan terang dunia. [eltom]